!! Aplikasi sistem informasi ini dalam tahap pengembangan dan penelitian lebih lanjut !!
Wilayah Indonesia mempunyai tingkat mempunyai tingkat kerawanan yang tinggi terhadap
bencana gempabumi karena berada pada daerah pertemuan 3 lempeng besar yaitu Lempeng
Eurasia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik dan juga banyaknya sesar-sesar yang
membentang di sepanjang wilayah menyebabkan Indonesia. Salah satu upaya mitigasi
bencana gempabumi adalah dengan melakukan usaha mikrozonasi bahaya gempabumi.
Puslitbang BMKG telah melaksanankan penelitian yang berkelanjutan dalam bidang
mikrozonasi gempabumi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tingkat
bahaya gempababumi di suatu wilayah berdasarkan nilai-nilai parameter mikrotremor yang
diukur, antara lain dilakukan untuk wilayah Sukabumi (2009), Bantul (2010), Padang (2011),
Cilacap (2012), Kulonprogo (2014), Tasikmalaya (2017), dan Garut (2018). Penelitian ini
mencoba membuat prototipe sistem informasi microzonasi seismik hasil penelitian dari
Puslitbang BMKG dalam suatu sistem informasi spasial berbasis web yang diberi nama
InaSMIS (Indonesia Seismic Microzonation Information System). InaSMIS berisi informasi
analisis hasil-hasil survei microtremor antara lain nilai periode dominan (fo), faktor
amplifikasi (Ao), Indeks Kerentanan Seismik (Kg), Vs30, Probability Seismic Hazard
Analysis (PSHA) yang menyatakan tingkat bahaya gempabumi suatu wilayah. InaSIMS
masih dikembangkan dalam tahap penelitian dan belum menjadi layanan operasional BMKG.
Kedepannya, InaSMIS diharapkan bisa menjadi sumber informasi masyarakat untuk
mengetahui tingkat bahaya gempabumi di wilayah Indonesia.
Copyright © 2018
::hkm::